Procter & Gamble Company telah mempunyai badan hukum di Ohio
pada 1905. Perusahaan tersebut didirikan oleh William Procter and James Gamble
pada 1837. Procter & Gamble memfokuskan diri pada produk bermerek untuk
meningkatkan kehidupan konsumen seluruh dunia. Saat ini perusahaan telah
memasrkan lebih dari 300 merek yang telah tersebar di lebih dari 160 negara.
Perusahaan beroperasi di lebih dari 80 negara melalui Market Development
Organization "MDO".
MDO meliputi pelanggan ritel yang resmi, saluran dagang dan tim
khusus untuk negara yang bekerja membangun merek perusahaan di pasar
lokal. MDO mencakup tujuh wilayah, yaitu
- Amerika Utara,
- Eropa Barat,
- Asia Utara-Timur,
- Amerika Latin,
- Eropa
- Timur Tengah
- Afrika,
- Cina dan ASEAN
- Australia
- India.
Perusahaan dikelompokkan menjadi tiga
Global Business Units:
- P&G Beauty;
- P&G Family Health;
- and P&G Household Care.
Dalam P&G Beauty unit, meliputi Retail and Professional
Hair Care, Skin Care, Feminine Care, Cosmetics, Fine Fragrances and Personal
Cleansing. Hair Care merupakan bisnis utama dan Feminine Care merupakan bisnis
utama lainnya. Merek dalam P&G Beauty antara lain Pantene, Wella, Olay,
Always and Head & Shoulders.
Dalam P&G Family Health, perusahaan menawarkan produk perawatan kesehatan mencakup Oral Care, Pharmaceuticals, Personal Health and
Pet Health and Nutrition. Merek P&G Family Health meliputi Actonel, Crest,
Iams, Pampers, Bounty and Charmin brands.
Dalam P&G Household Care, terdiri
dari Fabric Care and Home Care, mencakup Tide, Ariel, Downy dan Dawn. In Snacks
and Coffee, perusahaan membagi menjadi dua kategori, yaitu Salted Snacks and
Coffee. Dua merek dalam Snacks and Coffee - Pringles dan Folgers. Pada 27
January 2005, Procter & Gamble bekerjasama dengan The Gillette Company. The
Gillette Company merupakan perusahaan yang menghasilkan produk untuk pria,
misalnya silet, pisau cukur dan tempat penyipanan peralatan dan juga tersedia
untuk produk wanita. Gillette juga menyediakan batu baterai alkalin dan sikat
gigi yang mampu masuk ke pasar global. Pada 2007, Procter & Gamble ini
dipimpin oleh Alan G. Lafley, sebagai CEO/Chairman of the
Board/President/Director.
PT. P&G adalah salah satu perusahaan dunia
yang sudah sangat terkenal melalui produk-produknya. Market sharenya telah mengungguli
para kompetitor-kompetitornya. Dan sekarang, PT. P&G telah masuk ke
berbagai dunia, salah satunya di Indonesia, dengan meluncurkan beberapa
produknya seperti Olay, Pantene, Head and Shoulders, Kitkat, dan beberapa
produk unggulan lainnya.
Dalam perkembangannya tersebut, tentu saja PT.
P&G tidak lepas dari manajemen pemasaran yang berada di dalam perusahaan PT.
P&G bagaimana strategi demi strategi diterapkan untuk memasarkan produk
dari PT. P&G dan meraup bahkan lebih banyak lagi konsumen, bagaimana
strategi PT. P&G dalam menghadapi kompetitor terberatnya.
MARKET
ORIENTATION
PT P&G sangat berusaha keras untuk menjadi
perusahaan yang selalu berinovasi dalam pengembangan produknya dan tentunya
merebut pangsa pasar dengan menerapkan market orientation yang berhasil.
Market orientation merupakan salah satu budaya organisasi yang
memenuhi kriteria Resource-Based View sebagai sebuah resource dan yang mampu
membentuk kapabilitas organisasi. Budaya market orientation ditujukan untuk
memberikan nilai yang terbaik bagi konsumen melalui pemahaman kebutuhan
konsumen, baik yang ekspresif maupun yang latent, memahami pesaing, dan sinergi
organisasi dari koordinasi individu dan bagian-bagian dalam organisasi.
Kapabilitas dalam memahami konsumen, memahami pesaing, dan terbentuknya
koordinasi dalam organisasi, yang diintegrasikan dengan resources lain, akan
menghasilkan advantages yang akan membawa organisasi unggul ditengah persaingan
yang semakin meningkat.
Konsep-konsep yang bersaing yang telah digunakan
oleh PT P&G pada kegiatan pemasaran mencakup :
Konsep
Produksi.
Konsep itu menjelaskan bahwa konsumen akan memilih
produk yang tersedia dimana-mana dan murah. Manajer dari bisnis yang
berorientasi produksi berkonsentrasi pada mencapai efisiensi produksi yang
tinggi, biaya rendah, dan ditribusi massal. Orientasi ini akan berhasil bila
masuk dalam negara-negara yang sedang berkembang. Dalam hal ini, PT P&G
telah berhasil mencapainya, dengan mendirikan PT P&G di Indonesia,
memungkinkan perusahaan tersebut untuk meraih peluang yang lebih besar, dengan
biaya bahan baku dan tenaga kerja yang terjangkau, serta pangsa pasar yang
luas, maka PT P&G dapat meningkatkan nilai perusahaannya.
Konsep Produk
Menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai
produk-produk yang menawarkan fitur-fitur paling bermutu, berprestasi, atau
inovatif. Para manajer dalam organisasi ini berfokus pada membuat produk yang
superior dan meningkatkannya sepanjang waktu. PT P&G berhasil menawarkan
produk-produk yang berkualitas tinggi namun masi dapat terjangkau oleh seluruh
kalangan, misalnya saja dengan peluncuran produk Olay, dimana produk tersebut
menawarkan kelebihan yang tidak kalah dengan produk-produk mahal di pasaran,
namun dengan harga yang dapat dijangkau.
Konsep Pemasaran Holistik
Keseluruhan perangkat kekuatan yang tampak dalam
dasawarsa terkahir menuntut praktik pemasaran dan bisnis baru. PT P&G memiliki kapabilitas baru yang dapat mengubah cara mereka melakukan
pemasaran. PT P&G membutuhkan pemikiran segar tentang
bagaimana beroperasi dan bersaing dalam lingkungan pemasaran baru. Para pemasar
dalam abad ke-duapuluh satu semakin menyadari kebutuhan untuk memiliki satu
pendekatan kohesif yang lebih lengkap yang melampaui aplikasi tradisional atas
konsep pemasaran.
PT P&G selalu mengedepankan kebutuhan dan
permintaan konsumen mereka, oleh karena itu PT P&G senantiasa selalu
melakukan R & D agar selalu dapat menciptakan inovasi terbaru untuk
memenuhi permintaan konsumen mereka. Sehingga secara otomatis perusahaan dapat
menciptakan loyalitas pada pelanggannya.
P&G Home Products Indonesia meluncurkan inovasi terbaru
perawatan rambut: Pantene Leave-On Hair Moisturizer. Pelembab rambut tanpa
dibilas ini mampu mengurangi frizzy hair -- rambut berantakan, kering, sulit
diatur dan ditata -- dengan cepat dan mudah. Hanya diperlukan satu menit
untuk mendapatkan kembali tampilan rambut yang indah dan rapi.
Inovasi paling gres dari salah satu raksasa toiletris ini makin
memantapkan Pantene sebagai produk perawatan rambut yang memahami kebutuhan
konsumen. Dari penelitian yang dilakukan Pantene ternyata 57% perempuan di
Indonesia mengalami frizzy hair dan 88% menyakini bahwa frizzy hair
disebabkan faktor lingkungan dan rambut rusak. Acara peluncuran produk
ini juga menghadirkan tiga penata rambut ternama: Alfons, Willy Wahyudi dan
Firman. Bertajuk Go in Style, tiga penata rambut itu mendemokan cara
kerja Pantene Leave-On Hair Moisturizer pada tiga peragawati beken: Henidar
Amroe, Karenina dan Imelda.
Comments
Post a comment